Archives - Page 2
-
Kerajaan Mori
Vol. 3 No. S2 (2019)Dalam edisi ini LOBO menerbitkan 3 artikel tentang kerajaan Mori. Artikel-artikel ini menceritakan kontak awal antara pangeran Mori, Marunduh, dan tokoh kolonial Belanda dalam narasi orang pertama. Artikel-artikel tersebut adalah:
"Dari Poso ke Mori" (1899) oleh dua misionaris N. Adriani dan A.C. Kruyt.
"Buku Harian Harian Perjalanan dari Tojo ke Mori (Sulawesi Tengah), dan Kembali ke Danau Poso" (1906) oleh pejabat Hindia Belanda F.R. Maengkom.
"To Mori dari Tinompo" (1924) sebuah etnografi oleh misionaris Jan Kruyt, putra A.C. Kruyt.
-
Bangunan dan Pemukiman di Sulawesi Tengah
Vol. 3 No. S1 (2019)Buku ini berinci gambar dan denah bangunan dari pemukiman di pegunungan Sulawesi Tengah pada tahun 1918. Buku asli ditulis oleh Walter Kaudern, seorang Swedia, diterjemahkan ke Bahasa Ingris dan dicetak 1925. Buku ini terjemahannya dalam basa Indonesia. Penulis mengkategorikan bangunan-bangunan pada orang Toraja Sulawesi Tengah atas 3 bentuk, pertama, Balai sakral (lobo) yang meliputi 7 tipe yakni tipe-tipe: Kulawi, Pipikoro, Mopahi, Lindu, Towulu, Bada-Besoa, Boku. Kedua, bangunan rumah tinggal yang meliputi 3 buah tipe, yakni tipe rumah Kulawi, tipe rumah Napu-Besoa-Koro dan tipe rumah Kaili-Sigi. Ketiga, Lumbung yang meliputi 2 tipe, yakni tipe gampiri, dan tipe paningku. Penulis menyebutkan bahwa perbedaan di antara ketiga bentuk bangunan tempat tinggal disebabkan oleh struktur bagian bawah rumah yang mempengaruhi bentuk bangunan atasnya. Untuk memastikan bahwa gambar-gambar tersedia dalam semua detail yang ada, dalam terjemahan ini hyperlink disediakan ke arsip foto daring dari foto-foto asli di Swedia; dan untuk versi denah lantai yang lebih besar.
-
LOBO JILID 3
Vol. 3 No. 1 (2019)Artikel-artikel ini adalah terjemahan dari publikasi berbahasa Inggris yang diulas sejawat tentang Sulawesi Tengah yang telah muncul di jurnal lain. Artikel-artikel tersebut mencakup berbagai topik mulai dari aturan kerajaan tradisional hingga penambangan mika, serta membahas sebagian besar wilayah di Sulawesi Tengah dari Lauje di utara hingga To Pamona di timur.
-
Laolita nTo Pamona (Cerita Dongeng Orang Pamona)
Vol. 2 No. 1 (2018)Isu cerita rakyat Pamona ini adalah isu pendamping kamus Bahasa Pamona-Indonesia di Isu 1. Cerita rakyat ini direkam oleh ahli bahasa misionaris N. Adriani pada pergantian abad kedua puluh.
This volume of Pamonan folktales is a companion volume to the Bahasa Pamona-Indonesian dictionary in Volume 1. These folktakes were recorded by the missionary linguist N. Adriani at the turn of the twentieth century.
Cerita Rakyat To Pamona dari Sulawesi Tengah, ditranskripsi oleh N. Adriani (Bare'e Verhalen 1932); dicetak ulang dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
Folktales of the To Pamona of Central Sulawesi, as transcribed by N. Adriani (Bare'e Verhalen 1932); reprinted in the new Indonesian orthography (Ejaan Yang Disempurnakan).
-
Kamus Bahasa Pamona-Indonesia oleh Bapak Dj. Tiladuru (Pamona - Indonesia Dictionary)
Vol. 1 (2017)Kamus ini tertulis antara 1996 dan 1997 oleh Bapak Dj. Tiladuru, prinsip pensiunan SMP (SMPT) di Tentena. Proyek ini muncul dari pelajaran bahasa Pamona yang diberikan oleh Bapak Tiladuru kepada saya. Setelah menunjukkan sebuah kamus bahasa Pamona-Belanda ditulis misionaris N. Adriani (Bare’e-Nederlandsch Woordenboek (Brill, 1928)) kepada Bapak Tiladuru, kami sepakat bahwa kamus yang dapat diakses dalam Bahasa Indonesia harus menjadi prioritas. Bapak Tiladuru prihatin bahwa perubahan linguistik dan budaya pada abad ke-20 akan menghasilkan erosi kelancaran berbahasa Pamona masa depan. Bersama-sama, kami memulai proyek kamus ini tanpa pemahaman nyata tentang kendala yang akan kami hadapi. Ukuran besar dari tugas akhir, dan kesulitan kompetensi jarak dan linguistik, menghasilkan periode produksi hampir 20 tahun. Perubahan teknologi dalam interim telah memungkinkan kamus diedarkan secara gratis sebagai PDF akses terbuka yang dapat dicari sepenuhnya.
This dictionary was written between 1996 and 1997 by Bapak Dj. Tiladuru, the retired principle of the Junior School (SMPT) in Tentena. The project emerged out of the Pamona language lessons Bapak Tiladuru gave Albert Schrauwers. After showing Bapak Tiladuru a copy of missionary linguist N. Adriani’s thousand page Pamona-Dutch Dictionary (Bare’e-Nederlandsch Woordenboek (Brill, 1928)) the two agreed that an accessible work in Bahasa Indonesia should be a priority. Bapak Tiladuru was concerned that the linguistic and cultural changes of the twentieth century would result in the slow erosion of future Pamona speakers fluency. Together, we embarked on this dictionary project with no real understanding of the obstacles that we would face. The sheer size of the final work, and the difficulties of distance and linguistic competencies, resulted in an almost 20 year production period. Technological change in the interim has allowed for the dictionary to be circulated for free as a fully searchable open-access PDF.