LIRIK, SEJARAH, DAN ALEGORI,
atau Akhir Upacara Pengayauan di Dataran Tinggi Sulawesi
DOI:
https://doi.org/10.25071/2563-2418.64Keywords:
Pengayauan, Sulawesi Barat, lagu tradisional, sejarah sosialAbstract
Artikel ini menyelidiki bagaimana komunitas agama minoritas di dataran tinggi Sulawesi, Indonesia, menciptakan makna, sejarah, dan politik melalui wacana lirik upacara pengayauan. Diskusi menunjukkan bagaimana interpretasi yang berbeda dari satu lagu bekerja sebagai mode pemahaman taktis, sebagai cara untuk "menafsirkan dengan pemerintahan." Dalam satu kasus, seorang penduduk desa membaca lirik sedemikian rupa untuk menghubungkan upacara pengayauan dengan ketegangan antarbudaya di masa lalu. Namun, dalam kasus lain, seorang penduduk desa menemukan dalam lirik sebuah alegori politik seksual lokal. Kedua pendekatan tersebut menghubungkan kekerasan ritual dengan pembentukan komunitas.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Kenneth M. George (Author)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.