BAB III. Masyarakat
DOI:
https://doi.org/10.25071/2563-2418.53Keywords:
Sulawesi Tengah, To Pamona, Kinship, Politics, Slavery, ColonialismAbstract
1. Kesatuan desa tergantung pada kekerabatan. 1a. Ketakutan poga'aka dan kasolora. 2. Tiga kewajiban masyarakat. 3. Pemecahan desa. Pembentukan suku. 4. Koloni Toraja Timur. 5. Kedudukan sosial. Kepala. 6. Tugas Kepala dan pengaruhnya terhadap karakternya. 7. Bahaya yang berhubungan dengan Kepemimpinan. 8. Pengaruh Kepala Desa di luar desanya. 9. Penguasa negara. Datu Luwu’. 10. Hak Wotu atas Toraja. Upeti kepada Luwu’. 11. Lingkup pengaruh Waibunta. 12. Kewajiban lain Toraja kepada Datu Palopo. 13. Kekuasaan dan Martabat Datu Luwu’. 14. Kisah La Dondorio dan To Ngoyu. 15. Datu-ri-tana Mori. 16. Hubungan Datu-ri-tana dengan Datu Luwu’. 17. Upeti kepada Datu-ri-tana. 18. Hubungan To Pebato dengan Magau Sigi. 19. Kontak dengan Parigi. 20. Penguasa (Jena) Tojo. 21. Suku-suku yang pemilik budak. 22. Mengapa beberapa suku memiliki kedudukan budak dan yang lainnya tidak. 23. Asal usul budak turun temurun. Hubungan antara yang merdeka dan yang budak. 24. Perbedaan karakter antara yang merdeka dan yang budak. 25. Keadaan budak. 26. Pengaruh perbudakan pada masyarakat. 27. Pengaruh perbudakan pada karakter. 28. Milik masyarakat. 29. Kontak pertama dengan Orang Belanda. 30. Awal upaya misionaris di Sulawesi Tengah. 31. Penaklukan Toraja Timur. 32. Kontak masyarakat Toraja dengan Pemerintahan Barat. Para Kepala. 33. Kerja paksa dan pajak. 34. Pemerintah dan perbudakan. 35. Kristenisasi Toraja Timur.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Albert Kruyt, Nicolaus Adriani (Author); Albert Schrauwers (Translator)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.